Pengertian
Psikodiagnostika
Beberapa tokoh
memiliki beberapa pengertian yang berbeda-beda mengenai pengertian
Psikodiagnostik. Yang saya ambil adalah menurut James Drever sebagai berikut “is the attempt to assess
personal characteristics through the observation of the external features, as
in physiognomy, craniology, graphology, study of voices, gait, etc” (James Drever, “A Dictionary of
Psychology”).
Yang bisa kita artikan singkat yaitu suatu cara
penilaian terhadap karakteristik sesorang melalui observasi dari perilaku yang
tampak. Psikodiagnostik itu sendiri merupakan alat bantu utama untuk seseorang
mencari pengertian tentang tingkah laku itu sendiri. Bagaimana sudah cukup ada
gambaran kan? Selanjutnya saya akan menjelaskan tentang sejarah Psikodiagnostik
nih…
Fungsi Psikodiagnostika
Untuk itu mari kita mengenali
fungsi dari Psikodiagnostik itu sendiri sebagai berikut
·
Memahami individu dengan lebih baik dan
memberikan perilaku paling sesuai bagidirinya
·
Penjabaran dan pemanfaatan tes psikologis
·
Penyeleksian kualitas tingkah laku dan kepribadian
·
Pengembangan kepribadian individu
Sejarah Psikodiagnostika
· Yang mengawali adanya
Psikodiagnostik adalah pemerintah kerajaan Cina pada 2200SM, saat itu
pemerintah mengadakan test seleksi pegawai baru.
· Kemudian, pada tahun 1862
Wilhelm Wundt membuat alat ukur untuk mengukur kecepatan berpikir.
· Pada tahun 1884 Francis Galton
beliau mengadministrasikan Test Battery yang pertama di International Health
Excibit
· Pada 1921 : Herman Rorschach,
pertama kali memperkenalkan metode psikodiagnostik, “Rorschach
Technique”.Berkembang dlm bidang klinis (psikiatris), meluas ke bidang lain
(pekerjaan, pendidikan, sosial, dll)
Sebenarnya
ada beberapa sejarah yang saya longkap, namun yang saya ambil hanyalah awal,
pertengahan dan akhir dari sejarah terdekat Psikodiagnostik.
Proses Dalam Psikodiagnostika
Proses dalam Psikodiagnostik
terbagi menjadi dua, yang diantaranya adalah
1.
Proses Informal
Proses ini merupakan proses dimana penilai hanya menilai
kesan impresi yang ditunjukkan oleh klien. Namun proses ini memiliki kekurangan
dimana klien akan melakukan hal bagaimana terlihat baik dan memenuhi syarat
tertentu dalam suatu test tertentu atau yang biasa kita denger Faking
Good.
2.
Proses Formal
Proses dimana penilai melakukan test yang objektif
dengan memberikan test yang memliki pengawasan ketat dan berarah. Seperti
bagaimana test dengan alat test yang ada.
No comments:
Post a Comment